PENENTUAN KADAR GLUKOSA DALAM DARAH


Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam, glukosa terdapat dalam buah-buahan dan madu lebah. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Pada orang yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah (Poedjiadi 1994).
Tingkat glukosa dalam darah dikenal dengan istilah gula darah, kadar gula darah ini diatur oleh tubuh. Glukosa digunakan sebagai sumber energy untuk melakukan metabolisme sel di dalam tubuh. Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari, yaitu 4-8 mmol/L (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari. Kadar  glukosa  dalam tubuh makhluk hidup dapat digunakan untuk memprediksi metabolismeme yang mungkin terjadi dalam sel dengan kandungan gula yang tersedia. Jika kandungan 1 glukosa dalam tubuh sangat berlebih maka glukosa tersebut akan mengalami reaksi katabolisme secara enzimatik untuk menghasilkan energi. Namun, jika kandungan glukosa tersebut dibawah batas minimum, maka asam piruvat yang dihasilkan dari proses katabolisme bisa mengalami proses enzimatik secara anabolisme melalui glukoneogenesis untuk mensintesis glukosa (Poedjiadji 1994).
Fruktosa dan galaktosa juga sering di temukan dalam gula darah. Namun hanya glukosa yang kadarnya diatur oleh hormon insulin dan leptin dalam tubuh. Tingkat gula darah diatur melalui umpan balik negatif untuk mempertahankan keseimbangan di dalam tubuh. Level glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Bila konsentrasi glukosa menurun, karena dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, pankreas melepaskan glukagon, hormon yang menargetkan sel-sel di lever (hati). Kemudian sel-sel ini mengubah glikogen menjadi glukosa (proses ini disebut glikogenolisis). Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah.

Tujuan
            Menentukan kadar gula pereduksi (glukosa) dalam darah dengan metode spektrofotometri, melakukan pemisahan/isolasi suatu makromolekul polisakarida dalam jaringan hewan dan mengamati perbedaan hidrolisis glikogen oleh enzim dan asam mineral.

Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2011 yang dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Departemen Biokimia FMIPA IPB Darmaga, Bogor.

Alat dan Bahan
Alat yang dipakai dalam percobaan penentuan kadar glukosa dalam darah yaitu pipet volumetric 5 mL dan 10 mL, pipet tetes, erlenmeyer, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gegep tabung, penangas air, kertas saring, stopwatch dan spektronik-20.
Bahan yang dipakai pada percobaan yaitu darah ayam, akuades, Na-wolframat, H2SO4, larutan standar glukosa, kupritartat dan fosfomolibdat.

Prosedur Percobaan
Satu mL darah dipipet ke dalam erlenmeyer kecil, serta ditambahkan 7 mL akuades, lalu ditambahkan 1 mL Na-wolframat 10%, dan 1 mL H2SO4 0,67 N (tetes demi tetes). Larutan dicampur dengan baik dan didiamkan 10 menit, kemudian disaring dengan menggunakan kertas saring. Tiga tabung reaksi dipersiapkan, tabung pertama diisi dengan 1 mL filtrat, tabung kedua diisi 1 mL standar glukosa, dan tabung ketiga diisi 1 mL akuades. Masing-masing tabung ditambahkan 1 mL larutan kupritartrat. Kemudian ketiga tabung tersebut dipanaskan dengan air mendidih selama 8 menit tepat. Setelah itu didinginkan, lalu diencerkan dengan 7 mL akuades. Kemudian 1 mL larutan fosfomolibdat ditambahkan pada setiap tabung. Perubahan warna yang terjadi diamati dan intensitas warnanya diamati dengan spektronik-20 pada panjang gelombang 660 nm.
Hasil Percobaan
Tabel 1 Kadar gukosa darah ayam pada 660 nm
Tabung
A
[Glukosa Darah]
Blanko
Standar
Sampel 1
Sampel 2
Sampel 3
0,044
0,137
0,154
0,602
1,056
-
-
1,124
4,394
7,708

Pembahasan
Uji glukosa darah pada praktikum ini menggunakan metode spektrofotometri. Spektrometer absorbsi adalah sebuah alat untuk mengukur absorbsi (penyerapan) cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Pengamatan dengan spektronik-20 menggunakan prinsip hukum Lambert Beer. Faktor yang mempengaruhi adalah konsentrasi larutan dan bentuk wadah. Bagian sinar yang diserap akan tergantung pada berapa banyak molekul yang berinteraksi dengan sinar atau keenceran suatu larutan. Jika larutan pekat, maka akan diperoleh absorbansi yang sangat tinggi karena ada banyak molekul yang berinteraksi dengam sinar. Akan tetapi, dalam larutan yang sangat encer maka diperoleh absorbansi yang rendah. Bentuk wadah yang semakin panjang akan mempengaruhi panjang larutan sehingga sinar akan lebih banyak diserap karena sinar berinteraksi dengan lebih banyak molekul (Budi 2008).
Praktikum kali ini digunakan beberapa pelarut dan pereaksi. Larutan tersebut antara lain adalah kupritartrat, fosfomolibdat, standar glukosa, H2SO4, Na-Wolframat, dan akuades. Fungsi penambahan akuades adalah mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh akuades. Albumin adalah protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah. Penambahan Na-wolframat bertujuan mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. H2SO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Na-wolframat. Larutan kupritartrat ditambahkan untuk membentukan warna biru ketika ditambahkan pereaksi fosfomolibdat, karena larutan ini mengandung asam laktat dan ion Cu+. Hal ini sesuai dengan prinsip uji tauber yang memberikan hasil positif (warna biru) pada larutan yang mengandung monosakarida (glukosa). Penambahan H2SO4 bertujuan menciptakan suasana asam karena reaksi dengan fosfomolibdat terjadi pada suasana asam (Poedjiadi 1992).
Pada penambahan kupritartrat, ion kupri akan direduksi oleh gula menjadi kupro dan mengendap sebagai Cu2O. Dengan menambahan pereaksi fosfomolibdat kuprooksida melarut lagi dan warna larutan akan berubah menjadi biru tua disebabkan oleh adanya oksidasi Mo. Intensitaas warna larutan adalah ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat (Girinda 1989).
Glukosa diuraikan dalam sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah meningkat setelah kita makan atau minum sesuatu yang bukan air putih biasa. Kadar glukosa yang tinggi disebut hiperglisemia, merupakan tanda penyakit diabetes melitus. Gula darah yang tinggi lambat laun dapat merusak mata, saraf, ginjal atau jantung. Kadar yang tinggi ini dapat disebabkan oleh efek samping protease inhibitor (PI). Gula darah yang rendah disebut hipoglisemia, dapat menyebabkan kelelahan. Pada orang sehat, gula darah dikendalikan oleh insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas. Insulin membantu glukosa dari darah masuk ke sel untuk menghasilkan tenaga. Gula darah yang tinggi dapat berarti bahwa pankreas kita tidak membuat insulin yang cukup, atau jumlah insulinnya cukup namun tubuhnya tidak bereaksi secara normal. Keadaan ini disebut ‘resistansi insulin’. Sel-sel dalam tubuh tidak memperoleh glukosa secukupnya untuk dijadikan tenaga, dan glukosa menumpuk dalam darah. Beberapa orang yang memakai PI mengalami resistansi insulin dan kadar gula darahnya dapat meningkat tajam. Keadaan ini kadang kala diobati dengan obat yang biasa dipakai untuk diabetes insulin (Anonim  2004).

Simpulan
            Glukosa merupakan monomer karbohidrat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh untuk menghasilkan energi. Glukosa yang masuk ke dalam tubuh melalui makanan dialirkan oleh darah. Kadar glukosa dalam darah dapat diketahui dengan melakukan percobaan uji glukosa darah dengan metode spektrofotometri. Alat yang digunakan yaitu spektrofotometer. Prinsip kerja alat ini adalah dengan mengukur absorbsi cahaya dengan energi (panjang gelombang) tertentu oleh suatu atom/molekul. Intensitaas warna larutan merupakan ukuran banyaknya gula yang ada di dalam filtrat. Hasil pengamatan dengan spektronik-20 dan perhitungan menunjukkan bahwa kadar glukosa yang diperoleh dari darah ayam adalah 1,124 mg/mL.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar