Komposisi
darah
Darah terdiri atas 2 bagian yaitu sel-sel darah dan cairan plasma. Sel-sel
darah merupakan bagian darah yang mempunyai bentuk sedangkan plasma darah
merupakan bagian cair dari darah. Ada 3 macam sel darah yaitu sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit). Plasma darah
terdiri atas :
- air
91-92%
- protein
: albumin, globulin, dan fibrinogen
- garam-garam
anorganik antara lain : Cl-, CO3, HCO3, Na+, Ca2+, Mg2+ dan HPo4, NaCl
mempunyai konsentrasi paling tinggi karena itu darah rasanya agak asin.
Jumlah seluruh bahan anorganik pada manusia kira-kira 0,9%. Pada reptil
dan amfibi kira-kira 0,65%-0,7%. Didalam plasma juga terdapat O2 (0,25%)
dan CO2 (3%).
- substansi
organik yang lain selain protein antara lain zat-zat nutrisi, hormon, sisa
metabolisme, antibodi
Plasma darah
Komposisi kimia dan sifat-sifat plasma pada berbagai hewan belum banyak
diketahui. Pada pembicaraan ini, kita lebih banyak membicarakan plasma darah
manusia. Plasma darah pada manusia kira-kira 55% dari volume darah seluruhnya.
Mempunyai kekentalan (viskositas) 1,7-2,2 kali air. Massa jenis antara
1.025-1.034. Mempunyai komposisi yang kira-kira tetap yaitu 90% air, 7%
protein, 0,9% macam-macam garam, 0,1 % glukosa. Selain itu mengandung
bahan-bahan organik dan anorganik lain dalam jumlah yang sangat kecil.
Bahan
organik dalam darah
Bahan organik yang paling banyak dalam plasma darah yaitu protein dan disebut
protein plasma. Protein plasma kira-kira 200-300 gram atau kira-kira 6-8 % dari
berat seluruh plasma darah. Protein terdapat dalam bentuk koloid dan mempengaruhi
kekentalan darah. Jenis protein terdapat dalam plasma darah meliputi albumin,
globulin (alfa-1 globulin, alfa-2 globulin, beta globulin dan gama globulin)
dan fibrinogen. Albumin alfa globulin, beta globulin protrombin dan fibrinogen
dibentuk didalam hati sedangkan gama globulin diproduksi oleh sel plasma,
jaringan limfoid dan nodus limfatikus.
Albumin disebut pula serum albumin merupakan protein plasma yang paling besar
jumlahnya dalam plasma yaitu kira-kira 4-5% dari berat plasma darah. Albumin
dihasilkan dihati oleh sel Kupffer. Albumin mempunyai berat molekul 68.000,
merupakan partikel dengan bentuk lonjong. Albumin menyebabkan plasma mempunyai
potensial osmotik kira-kira 30 mmHg.
Globulin atau disebut pula serum globulin bentuk partikelnya lebih lonjong dari
albumin. Globulin dalam darah kira-kira 2,5% dari berat plasma. Berat
molekulnya antara 90.000-1.300.000. Perbandingan konsentrasi masing-masing
jenis globulin adalah alfa globulin 2,25%, beta globulin 0,80% dan gama
globulin 0,66%.
Protein plasma yang lain adalah fibrinogen dan protrombin. Konsentrasi
fibrinogen dalam darah kira-kira 0,35% (0,35 gram per 100 ml plasma ).
Protrombin juga dibentuk dihati dan dalam proses pembentukannya diperlukan
vitamin K.
Fungsi
protein plasma
- Fibrinogen memegang peranan
penting dalam proses pembekuan darah. Dengan adanya pembekuan darah,
pendarahan dapat dihindarkan
- Albumin, globulin, dan
fibrinogen adalah penting untuk mempertahankan tekanan osmose darah.
Besarnya tekanan osmose yang ditimbulkan oleh ketiga protein tersebut
berkisar antara 25-39 mmHg. Adanya tekanan osmose yang relatif tinggi ini
menyebabkan adanya perpindahan cairan dari cairan jaringan kedarah
sehingga dapat mencegah adanya penimbunan cairan dijaringan
- Protein plasma menyebabkan
darah menjadi agak kental sehingga dapat mempertahankan tekanan darah yang
penting untuk mengefisiensikan kerja jantung.
- Protein plasma turut membantu
keseimbangan asam basa atau PH darah
- Globulin memegang peranan
penting dalam mekanisme pertahanan tubuh
- Merupakan cadangan protein jika
protein dalam makanan berkurang
Sel-sel darah
Ada tiga macam sel darah yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Masing
-masing mempunyai fungsi khusus, fungsi utama eritrosit ialah pengangkutan gas
pernapasan, leukosit untuk pertahanan tubuh sedangkan trombosit untuk pembekuan
darah .
1. Eritrosit
Bentuk dan ukuran eritrosit tergantung pada jenis hewan. Pada mamalia sel darah
merahnya tidak mempunyai inti, bentuknya bulat (kecuali pada Camellidae
bentuknya lonjong) dan bikonkav. Eritrosit pada kebanyakan vertebrata yang lain
mempunyai bentuk lonjong, berinti dan bikonveks. Pada umumnya eritrosit yang
tidak berinti memiliki ukuran darah yang lebioh kecil dari pada yang berinti.
Eritrosit yang ukurannya paling besar terdapat pada bangsa amfibia.
Menurut strukturnya eritrosit terdiri atas membran sel dan substansi seperti
spon disebut stroma dan hemoglobin yang menempati ruang-ruang kosong dari
stroma. Membran sel eritrosit terdiri dari lipoprotein, golongan lipidanya
adalah kolesterol, sepalin dan lesitin sedangkan golongan proteinnya adalah
stromatin. Eritrosit berisi bermacam-macam substansi diantaranya adalah
glukosa, enzim (katalase, karbonat, anhidrase), garam-garam organik dan anorganik.
Jumlah eritrosit tiap mm kubik untuk tiap jenis hewan berbeda-beda. Perbedaan
ini dapat pula disebabkan karena faktor fisiologis. Faktor fisiologis yang
mempengaruhi jumlah eritrosit pada manusia adalah :
- umur :
eritrosit pada saat lahir jumlahnya paling tinggi yaitu sekitar 6,83
juta/mm kubik. Kemudian menurun dan pada umur 4 tahun jumlahnya 4 juta/mm
kubik kemudian jumlahnya naik lagi dan pada umur 5 tahun keatas jumlahnya
jumlahnya 5 juta/mm kubik
- Jenis
kelamin: pada wanita jumlahnya lebih sedikit (4,5 juta/mm kubik)
dibandingkan dengan pria (5 juta/mm kubik)
- olahraga:
olah raga yang dilakukan secara teratur akan menaikan jumlah
eritrosit dan kadar hemoglobin
- ketinggian
tempat : manusia atau hewan yang hidup didaerah dataran tinggi, jumlah
eritrosit dan hemoglobinnya lebih banyak
Umur
eritrosit
Setiap hari darah manusia kehilangan 200-250
x 109 butir eritrosit. Semenjak lahir
eritrosit dibentuk dalam sumsum tulang merah. Umur eritrosit diperkirakan
90-120 hari. Selama umur ini eritrosit mengadakan perjalanan 700 mil. Jika
eritrosit sudah tua, maka akan dihancurkan oleh sistem retikuloendotelial. Retikuloendotelial
adalah sel-sel yang sifatnya amoeboid dan fagositosis. Penghancuran eritrosit
dilakukan dengan cara hemolisis dan fragmentasi. Hemoglobin yang terkandung
dalam eritrosit kemudian dipecah menjadi globin dan heme. Heme ini kemudian
terurai menjadi bilirubin dan Fe. Fe kemudian disimpan sebagai cadangan untuk
proses hemopoisis dalam sumsum tulang, sedangkan bilirubin diproses lebih
lanjut dan untuk seterusnya diekskresikan bersama-sama dalam urin dan feses.
Zat warna
(pigmen) darah
Tiap jenis pigmen darah mempunyai atau logam yang tertentu. Hemoglobin,
klorokruorin, dan hemeritrin logamnya ialah Fe sedangkan hemosianin mempunyai
logam Cu. Tiap atom logam, mengikat atom oksigen. Daya mengikat logam terhadap
atom oksigen adalah hemoglobin 1:1, klorokruorin 1:1, hemosianin 2:1 dan
hemiritrin 3:1. Pigmen respirasi yang lain adalah eritrokruorin yang mengandung
logam Fe terdapat pada hewan invertebrata antara lain larva insekta. Pigmen
hemokuprein mengandung logam Cu, terdapat pada eritrosit beberapa jenis hewan
seperti biri-biri, kuda dan sapi.
Hemoglobin
Hemoglobin
Hemoglobin selain terdapat dalam darah , juga terdapat pada otot rangka dan otot jantung yang disebut mioglobin. Mioglobin yang terdapat pada otot manusia dapat mengikat oksigen sebanyak 14% dari seluruh oksigen pada darah. Oksigen tersebut diambil dari darah selama darah mengalir melalui otot. Ada beberapa variasi dari molekul hemoglobin (derivat hemoglobin) diantaranya :
- Okshihemoglobin,
merupakan hasil penggabungan antara hemoglobin dengan oksigen. Pada
umumnya ditulis dengan rumus HBO2 atau (globin)(por:Fe++)O2.
- Hemoglobin
tereduksi, disebut juga ferohemoglobin merupakan molekul yang telah
melepaskan O2. Ditulis dengan simbol Hb atau (globin)(por: Fe++).
- Methemoglobin
disebut juga ferihemoglobin, senyawa ini didapat dari oksidasi
oksihemoglobin atau hemoglobin tereduksi dengan menggunakan Fe(CN)3.
Ditulis dengan simbol Met. Hb atau (globin)(Por : Fe++). Methemoglobin
umumnya kehilangan kemampuan mengikat oksigen. Darah yang normal
mengandung lebih kurang 0,1% methemoglobin yang dihasilkan karena adanya
proses oksidasi oleh oksidator yang terdapat dalam darah. Keracunan yang
disebabkan oleh obat seperti nitrit, klorat, sulfanilamid dapat
meningkatkan persentase methemoglobin dalam darah.
- Karbomonoksihemoglobin,
terbentuk bila darah bercampur dengan CO sehingga mengakibatkan Hb akan
berkombinasi dengan CO membentuk HbCO. Jika orang menderita keracunan CO,
orang tersebut disuruh menghirup oksigen murni .
- Sianmethemoglobin,
dapat terbentuk bila CN tercampur dengan methemoglobin. CN ini umumnya
tidak dapat berkombinasi dengan oksihemoglobin atau hemoglobin atau
hemoglobin tereduksi. Sianmethemoglobin dapat ditulis dengan simbol
Met.Hb.CN atau (globin)(Por:Fe +++)CN.
- Sulfhemoglobin,
terbentuk bila ferromoglobin dicampur dengan H2S. Senyawa ini berwarna
hijau dan terbentuk bila hemoglobin mengalami putrefaksi. Didalam usus
terjadi putrefaksi yang dalam keadaaan normal menghasilkan sedikit senyawa
H2S, kemudian H2S dapat diserap melalui usus. Ada beberapa obat yaitu
asetanilide dan fenasetin yang dapat menyebabkan Hb lebih mudah
berkombinasi dengan H2S, Walaupun H2S yang diserap usus sedikit, tapi
dengan adanya obat-obat tersebut menyebabkan kadar sufhemoglobin tinggi
dalam darah dan cairan jaringan yang mengakibatkan kulit berwarna
kebiru-biruan. Jika terjadi suatu keadaan dimana sulfhemoglobin sampai
kadar 3 gram- 5 gram dalam darah, maka disebut dengan istilah sianosis
enterogen.
- Kathemoglobin,
merupakan kombinasi antara senyawa heme yang mengandung Fe++ dengan globin
yang mengalami denaturasi.
Derivat
hemoglobin mempunyai spektrum absorpsi yang spesifik sehingga senyawa tersebut
dapat dengan mudah dikenal dan dibedakan dengan metode spektrofotometer.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar